Selasa, 21 Februari 2012

Aan Frimadona Roza di 22 Februari 2012 (30 tahun)



Tentang aan frimadona roza, di rabu, 22 Februari 2012

Hari kelahiran kamu dan pasangan adalah Senin Wage
Kamu termasuk orang yang memiliki pendirian teguh dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, tidak banyak bicara namun berhati keras. Sayangnya, dalam beberapa hal koq kayaknya kamu agak lemah dalam berpikir.



Ini kondisi keluargamu jika kamu menikah dengan rosmalia resma...
Keluargamu akan tenang, tentram, dan selamat serta bahagia rumah tangganya, serta mendapat rejeki yang langsung.

Tanggal Lahir 22 Februari

Luar biasa pintar, berkepribadian dapat mempesona orang dan ambisius serta keoptimisannya membuatnya dapat mencapai sukses. Ia juga bisa terkenal dalam lingkungannya... 

Lahir pada tanggal dua puluh dua menunjukkan sosok yang penuh energi yang berfungsi pada dua dunia: obyektif dan subyektif. Anda penuh dengan getaran, gugup dan gairah; Anda perlu istirahat dan ketenangan untuk “mengisi” dan menjaga keseimbangan Anda. Sangat intuitif, Anda sebaiknya berpijak pada impresi pertama yang didapat. Walaupun Anda memiliki kekuatan yang terbatas, Anda selalu saja berada di antara mengekspresikan idealisme Anda dan menjaganya dalam batasan konstruktif. Orang yang lahir pada tanggal 22 memiliki misi utilitarianisme universal, yang mana hanya menyisakan sedikit ruang bagi ambisi pribadi. Sukses besar Anda terletak pada bidang yang penuh sistem, dalam area mana saja selama cocok dengan idealisme Anda dan menghasilkan kebaikan. Hindari transaksi yang meragukan atau ilegal; Anda pasti akan tertangkap dan menderita karenanya.

Karakter Pisces
Tradisional


Imaginatif dan sensitif
Baik
Tidak egois
Intuitif dan simpatik

Di sisi lain...

Idealistik
Suka rahasia
Mudah diatur
 
Pisces! Tentang bintang kamu...

Pisceans memiliki bakat alami yang lembut dan sabar. Mereka memiliki banyak kualitas kebaikan dan friendly, baik, sensitif terhadap perasaan disekelilingnya, dan merespon dengan sangat simpatik. Mereka biasanya popular dikalangannya, biasanya karena mudah bergaul. Mereka menerima orang disekelilingnya dan juga keadaan dibandingkan mencoba beradaptasi, dan mereka sabar untuk menunggu masalah selesai dibandingkan mencoba menyelesaikan masalah. Mereka biasanya lebih peduli masalah orang lain dibandingkan masalah dirinya sendiri.

Mereka terkadang lebih menggunakan emosi dibandingkan rasional. Mereka sudah dikenal sebagai sangat kreatif. Mereka tidak menyukai kedisiplinan. Hidup jam 9 sampai 5 adalah bukan untuk mereka.

Pisceans cenderung menarik dirinya dalam dunia mimpi dimana mereka dapat merasakan kepuasan. Mereka memiliki intuisi tinggi, cepat mengerti, memperhatikan dan pendengar baik, dan bisa menerima ide dan atmosfir baru. Semua faktor ini dapat dikombinasikan untuk menghasilkan karya literatur, musk atau seni yang kreatif.

Mereka tidak pernah memperhatikan diri sendiri dalam hubungan pribadinya dan memberi lebih dari apa yang temannya minta. Mereka biasanya setia dan home-loving.

Dalam dunia kerja mereka bekerja lebih baik apakah bekerja sendiri atau dalam pimpinan orang lain. Bakat mereka adalah dalam perdagangan. Mereka takut untuk mengatur lebih dari departmen kecil, khawatir akan gagal. Mereka dapat menjadi sekretaris yang baik. Banyak juga arsitek dan pengacara adalah Pisceans. Mereka juga dikatakan dapat menjadi detektif yang baik karena mereka dapat mengimajinasikan dengan baik. Dari pekerjaan teknikal mereka sangat cocok sekali. Pisceans sering bekerja lebih dari satu pekerjaan secara bersamaaan.
 
MASALAH YANG MUNGKIN MUNCUL, dan SOLUSINYA

Seperti layaknya bintang-bintang yang lain, kita semua memiliki karakter yang unik. Ketika karakter ini muncul, tanpa disadari, biasanya dibarengi dengan masalah. Namun, dengan astrologi kita dapat mempelajari masalah yang mungkin muncul dan mencari solusi yang sesuai berdasarkan karakteristik bintang kita. Sebagai seorang Pisces kamu mungkin sering menemukan hal-hal dibawah ini. Coba gunakan solusi yang ditawarkan, biasanya kamu akan terkejut dengan hasil yang ada.

PROBLEM: Kamu sering merasa dirimu berada di luar batas.
Solution: Coba untuk me-orientasikan ulang pemikiran dan posisikan dirimu dalam batas yang wajar. Bertindak dalam batas kewajaran jauh lebih baik dibandingkan tidak.

PROBLEM: Sepertinya tidak pernah memiliki cukup uang.
SOLUTION: Kamu memang sering bertindak meleebihi apa yang kamu miliki dan cenderung menghabiskan apa yang tidak kamu butuhkan dan miliki. Lepaskan beberapa kesenangan dan buat batasan dalam hal keuangan.

PROBLEM: Sering merasa kesepian.
SOLUTION: Kamu harus keluar dari diri sendiri dan terbuka terhadap orang lain, kamu memiliki kekuatan untuk menginspirasikan orang la

Minggu, 19 Februari 2012



















Gelombang Pendidikan Sastra

Oleh Aan Frimadona Roza
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 4 Baradatu Way Kanan

Menelaah puisi-puisi dan catatan dewan juri Batu Bedil Award yang dimuat Lampung Post, Minggu, 5 Desember 2010, dalam rangkaian Festival Teluk Semaka 2010, saya benar-benar seperti diajak mengarungi keluasan samudera yang tak berbatas. Setidaknya bagi saya yang tengah menjadi penumpang sekaligus nakhoda dalam bahtera sistem pendidikan membuat saya bertambah yakin betapa lomba cipta puisi seperti ini tidak hanya memberi dampak positif bagi promosi pariwisata dan budaya daerah bersangkutan, tetapi juga bersinggungan dengan tujuan mulia lain, yaitu meningkatkan derajat pendidikan khususnya bidang kesusasteraan.
Meningkatkan derajat pendidikan yang saya maksud dalam konteks ini adalah betapa pendidik seperti saya bersama-sama para siswa akan lebih aktif untuk belajar langsung melalui impresi-impresi, pengalaman visual, pengalaman auditif maupun pengalaman kinetik yang kesemuanya kerap disebut sebagai “pengalaman puitik”. Di sisi lain, guru pun akan lebih aktif menambah kapasitas dirinya sebagai pendidik, khususnya guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang kadung dianggap masyarakat telah mengetahui segala ihwal kesusasteraan.
Ketika pendidik dan siswa dapat bersama-sama memaknai sebuah karya sastra yang berangkat dari lingkungan alamnya, keesaan Tuhan, perilaku manusia, keindahan alam dan sebagainya serta-merta saya teringat tujuan pendidikan yang diungkapkan bapak pendidikan nasional kita, Ki Hajar Dewantara. Tujuan pendidikan yang semestinya adalah memanusiakan manusia, menumbuhkembangkan nilai-nilai perikemanusiaan, serta membangun budi pekerti.
Tidak hanya pada tataran siswa saja konteks pencapaian kesusasteraan, tetapi pada guru khususnya bagi guru bahasa dan sastra juga guru seni budaya akan memberikan suatu sistem pengajaran yang dinamis. Selama ini siswa melulu dijejali dengan teori-teori pengajaran kesusasteraan saja, akan tetapi sedikit banyak ada semacam praktek langsung kepada peserta didik untuk mengejewantahkan dari teori yang didapat selama ini. Hal ini akan menambah daya kreativitas guru akan membangun suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) yang selama ini didengung-dengungkan.
Membaca ulasan dewan juri yang menyebutkan bahwa ada 103 puisi yang dinilai, saya berharap-harap cemas apakah karya-karya puisi itu didominasi oleh peserta pelajar khususnya dari Provinsi Lampung? Kalau jawabannya “ya” tentulah hal ini menjadi kabar sukacita bagi keberlangsungan regenerasi kesusasteraan di provinsi ini, tetapi bila jawabannya “tidak” tentulah ada pertanyaan besar ikutan selanjutnya: Ke mana para siswa dan para pendidik khususnya guru bahasa dan sastra atau guru seni budaya yang begitu meyakini bahwa suasana pembelajaran yang mereka lakukan telah aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan?
Apakah ada yang salah di dunia pendidikan sastra kita? Kurikulum yang kurang menyentuhkah? Pendidik yang tidak berkapasitas mumpunikah? Atau jangan-jangan? Ah, saya mungkin terlalu banyak bermimpi: Membayangkan para siswa dan guru saling membaca puisi mereka di bawah pohon nan rindang atau di selasar sebuah ruang kelas dengan duduk bersila dengan suasana hangat saat jam istirahat tiba.
Saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap apa yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanggamus dalam menyelenggarakan Lomba Cipta Puisi Nasional Batu Bedil Award 2010 dalam rangkaian Festival Teluk Semaka tahun ini. Hal ini merupakan terobosan-terobosan dalam mengairahkan perkembangan sastra khususnya di Provinsi Lampung yang kita cintai ini setelah dimulai pertama kali oleh Dewan Kesenian Lampung pada 2002 dengan Lomba Penulisan Puisi bertajuk Krakatau Award.
Momen Batu Bedil Award 2010 ini bisa jadi titik tolak untuk dapat ditiru oleh kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Lampung, dengan tidak hanya melibatkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata saja, tetapi juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dengan berperan mengompori guru dan siswa di sekolah untuk menyukai dan mengikuti kegiatan kesusasteraan.
Inilah yang saya maksudkan sebagai gelombang pendidikan sastra, apabila ada kegiatan serupa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanggamus ini juga dilakukan di Kabupaten Way Kanan yang memiliki agenda tahunan Festival Radin Jambat, di Kota Bandar Lampung dengan Festival Kesenian Bandar Lampung, di Kabupaten Lampung Timur dengan Festival Way Kambas, di Kabupaten Lampung Barat dengan Festival Teluk Stabas, di Kabupaten Lampung Utara dengan Festival Kesenian Akhir Tahun, di Metro dengan Festival Kesenian Kota Metro ataupun di kabupaten lain yang menggagas di mana di situ ada semacam rangkaian dalam anugrah karya sastra entah itu puisi atau cerpen. Hal ini akan menjadi “darah segar” untuk denyut sebuah kegiatan yang kerap terjebak pada rutinitas seremonial belaka.
Saya membayangkan ribuan siswa dan ratusan guru bahasa dan sastra juga seni budaya seprovinsi ini akan bersama-sama menafsir tentang Lampung dan segala ihwal sejarah yang pernah, sedang dan akan terjadi lalu dituangkan dalam sebuah karya? Bukankah ini menjadi “data empirik” yang luar biasa bobotnya ketika harus dihadapkan dengan data-data statistik ketika masyarakat dan pemerintah sudah semakin pragmatik?
Meskipun demikian, saya teramat menyadari, akan ada banyak kendala ketika guru–guru bahasa dan sastra ataupun guru-guru kesenian yang minim pengalaman membuat karya sastra, jarang terlibat forum-forum diskusi, pelatihan-pelatihan pembuatan karya sastra semacam workshop, seminar dan sebagainya sehingga menimbulkan efek domino: Guru menjadi tidak percaya diri dalam “menguasai medan sastra” apatah lagi para siswanya?
Meskipun saya rasakan catatan dewan juri Batu Bedil Award 2010 itu kurang menguliti lebih dalam dan perinci tentang karya-karya yang layak menjadi pemenang sehingga dapat menjadi sumber pustaka bagi pengayaaan guru dan murid, tetapi saya tetap meyakini bahwa setiap momen kesenian di daerah dapat menjadi riak-riak kecil yang terus menggumpal yang akan menjadi gelombang dahsyat bagi perkembangan pendidikan sastra di daerah.
Semoga saja hasil kegiatan lomba penulisan puisi nasional ini benar akan diterbitkan dalam buku seperti janji dewan juri, karena dengan demikian bertambah kaya lagi literatur kesusasteraan asal provinsi ini yang kemudian akan dikancah, dianalisis, diperdebatkan secara akademis dengan pengharapan munculnya gagasan-gagasan dan teori-teori baru.
Akhirnya, ucapan selamat kepada para peraih Batu Bedil Award 2010 juga tahniah kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanggamus yang berani dan kreatif untuk lebih dahulu memulai membuat “momentum budaya baru” di tingkat kabupaten di provinsi ini maka sebagai orang yang berdomisili di Kabupaten Way Kanan tentunya saya tidak berlebihan apabila kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanggamus ini dapat juga dilakukan di bumi ramik ragom karena saya tetap meyakini hidup ini singkat tapi seni tetap abadi. Ars longa, vita brevis. (Sumber: Lampung Post, 18 Desember 2010)


Sajak-sajak Aan Frimadona Roza, Lampunng Post,  Minggu, 29 January 2012 00:00  





Dendam

Syahdan: Dua bilah bilah badik telah siap untuk dihujamkan.
Kedatangan petarung seberang
Rupa silsilah dendam yang bertubi
Tak akan padam dari bara kenangan
Tak hilang di pelupuk mata
Ooo datanglah kau wahai jahanam!
Aku di tepi kali menunggumu,
Tanah moyang siap meyimpan bangkai mu
Aku sang petarung, Majulah!
(Dan semesta besorak sorai
Menunggu upacara kematian petarung sengketa.)

Way kanan, 14 Juli 2009

Sepi
Tidak seperti biasanya jalan ini sepi dari pejalan kaki.
Rumah-rumah itu,
Tak berpenghuni di tinggal pergi.
Tak ada juga pesan yang ditinggalkan.
Ada pasar yang tak ada penjual dan pembeli.
Semua sepi.
Kini, datanglah hujan pagi

Way Kanan, 7 September 2009

Mungkin Pertemuan
Rosmalia Resma

Jika tidak ada aral, kita akan bertemu.
Sebelum sunyi memetik pagi
Dan mimpi belum pergi dari janji
Aku berangkat kali ini, sehabis minum secangkir kopi
Dan sisa tembakau malam tadi
Setengah perjalanan adalah bukit dimana tempat kita mencatat pepohonan yang tumbang,jalan yang terjal,batuan yang bebal
Ini adalah pilihan, ujarku.
Kelanalah aku,
Mungkin kau menanti.

Way Kanan,12 Oktober 2009

Janji

Seperti janji yang kau ucap malam tadi
Dan tentang cahaya bulan yang belum pergi
Kepada lelaki mendaki mimpi
Dalam perjalanan sunyi
Kita akan nanti..

Way Kanan, Oktober 2009
-----
Aan Frimadona Roza, mengajar di SMPN 4 Baradatu, Way Kanan.